RollingStone – Jakarta, Amir adalah mantan kru untuk Kaka Slank
selama bertahun-tahun. Belakangan dia mengundurkan diri dari Potlot dan
Rabu (22/6) kemarin di Pit Stop, sebuah klub yang ada di Hotel Sari Pan
Pacific, Jakarta, berkumpul kembali dengan Slank. Kali ini posisi Amir
bukan sebagai kru, melainkan sebagai co-producer album terbaru Slank
yang berjudul Slank Party Nonstop Disco DJ Remix. Seperti namanya,
album ini berisi lagu-lagu Slank yang di-remix. Ide ini datang dari
Amir yang mengatakan sering pergi ke klub dan menikmati gemerlapnya
dunia malam. Beberapa kali dia ke klub, para pengunjung di klub itu
banyak yang meminta lagu Slank untuk dimainkan oleh homeband-nya.
“Ternyata yang datang ke klub banyak juga yang suka Slank,” kata Amir.
Akhirnya, timbullah ide untuk membuat versi remix lagu-lagu Slank.
Maka, suatu hari dia membawa demo hasil remix itu kepada Bimbim yang
menyambut ide itu dengan reaksi positif. Singkat kata, Amir
mengumpulkan DJ yang sebagian besar datang dari Jakarta Utara untuk
me-remix lagu itu.
|
Add capt |
Dan para DJ yang mendapat kehormatan untuk me-remix lagu-lagu Slank
itu adalah: Discomafia alias DJ Lotus Nadeak (“Virus”, “Seperti Para
Koruptor”, “Orkes Sakit Hati”), DJ Auguts (“Jurustandur”,
“Slankdance”), DJ Telly Alvaro (“Ku Tak Bisa”), DJ Rudhy’z DJ’R (“Pulau
Biru”), DJ D’Jackerss (“Balikkin”), DJ Imam Hood (“H.A.M. Burger”,
“Kalo Aku Jadi Presiden”), DJ Abow Djail (“Bang Bang Tut”), DJ A Soen
(“Terlalu Manis”, “Bang Bang Tut”), Dj Angga (“Kamu Harus Pulang”).
Menurut Kaka, ada proses brainstorming dengan mereka sebelum akhirnya
album itu jadi. “Idenya sudah ada dari dua tahun lalu, cuma baru
kesampaian bulan Februari tahun ini. Efektifnya sih nge-remix lagu ini,
satu bulan masing-masing DJ,” kata DJ Lotus yang mengatakan dalam
me-remix lagu Slank mencoba tetap bisa dinikmati meski dalam tempo yang
berbeda.
“Pada dasarnya kami love to party, dan kami tertarik dengan how DJ
making music. Kenyataannya, dance music perkembangannya cukup pesat,
terbukti dengan banyak rave party yang ramainya sudah seperti rock
show. Dan kami ingin menunjukkan bahwa musik Slank bisa jadi apa aja,
jadi orkes, jadi reggae, dance style,” kata Kaka soal kenapa mereka
menerima ide itu. “Kami beri kebebasan kepada para DJ untuk
mengaransemen lagu-lagu yang ada. Kalau soal apakah album ini akan
diterima Slankers atau nggak, Slankers itu kolektor yang pasti akan
membeli.”
Meski para DJ yang me-remix lagu-lagu itu sebagian besar datang dari
wilayah Utara Jakarta, Amir mengatakan bahwa hasil remix mereka bisa
diterima di klub di Selatan. Dan untuk mempromosikan album ini, Slank
sudah manggung di klub di daerah kota setidaknya lima kali. “Gue mau
masuk ke klub di selatan, pakai sandal doang ditolak,” kata Kaka seraya
terkekeh merespon pertanyaan soal kenapa yang terlibat di album ini
sebagian besar DJ dari Utara.
Album Slank Party Nonstop Disco DJ Remix tak hanya dikeluarkan dalam
versi kaset dan CD, tapi juga versi DVD yang setiap kemasannya berisi
bonus hio alias aromatherapy. Di kemasan CD tertulis: Tutup jendela,
matikan lampu, putar volume paling keras, nyalakan hio, rasakan apa
yang terjadi. “Inginnya sih, nggak cuma ada pengalaman audio dan
visual, tapi juga ke penciuman,” kata Bimbim.
Denny Ahmad Ramdhani, Manajer Slank, mengatakan salah satu alasan
dibuatnya album ini, supaya Slank bisa tampil di klub, mengingat mereka
sempat susah mendapat izin untuk tampil di lapangan terbuka. “Kami mau
memberi album ini ke semua DJ di Indonesia. Jadi sekarang gue kalau
masuk klub bisa narsis. Ada lagu gue diputer di sana,” kata Bimbim.
(RS/RS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar