Sabtu, 24 September 2011

SLANK

















Slank Mengeluarkan Album Slank Party Nonstop Disco DJ Remix

RollingStone – Jakarta, Amir adalah mantan kru untuk Kaka Slank selama bertahun-tahun. Belakangan dia mengundurkan diri dari Potlot dan Rabu (22/6) kemarin di Pit Stop, sebuah klub yang ada di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, berkumpul kembali dengan Slank. Kali ini posisi Amir bukan sebagai kru, melainkan sebagai co-producer album terbaru Slank yang berjudul Slank Party Nonstop Disco DJ Remix. Seperti namanya, album ini berisi lagu-lagu Slank yang di-remix. Ide ini datang dari Amir yang mengatakan sering pergi ke klub dan menikmati gemerlapnya dunia malam. Beberapa kali dia ke klub, para pengunjung di klub itu banyak yang meminta lagu Slank untuk dimainkan oleh homeband-nya. “Ternyata yang datang ke klub banyak juga yang suka Slank,” kata Amir. Akhirnya, timbullah ide untuk membuat versi remix lagu-lagu Slank. Maka, suatu hari dia membawa demo hasil remix itu kepada Bimbim yang menyambut ide itu dengan reaksi positif. Singkat kata, Amir mengumpulkan DJ yang sebagian besar datang dari Jakarta Utara untuk me-remix lagu itu.
Add capt
Dan para DJ yang mendapat kehormatan untuk me-remix lagu-lagu Slank itu adalah: Discomafia alias DJ Lotus Nadeak (“Virus”, “Seperti Para Koruptor”, “Orkes Sakit Hati”), DJ Auguts (“Jurustandur”, “Slankdance”), DJ Telly Alvaro (“Ku Tak Bisa”), DJ Rudhy’z DJ’R (“Pulau Biru”), DJ D’Jackerss (“Balikkin”), DJ Imam Hood (“H.A.M. Burger”, “Kalo Aku Jadi Presiden”), DJ Abow Djail (“Bang Bang Tut”), DJ A Soen (“Terlalu Manis”, “Bang Bang Tut”), Dj Angga (“Kamu Harus Pulang”). Menurut Kaka, ada proses brainstorming dengan mereka sebelum akhirnya album itu jadi. “Idenya sudah ada dari dua tahun lalu, cuma baru kesampaian bulan Februari tahun ini. Efektifnya sih nge-remix lagu ini, satu bulan masing-masing DJ,” kata DJ Lotus yang mengatakan dalam me-remix lagu Slank mencoba tetap bisa dinikmati meski dalam tempo yang berbeda.
“Pada dasarnya kami love to party, dan kami tertarik dengan how DJ making music. Kenyataannya, dance music perkembangannya cukup pesat, terbukti dengan banyak rave party yang ramainya sudah seperti rock show. Dan kami ingin menunjukkan bahwa musik Slank bisa jadi apa aja, jadi orkes, jadi reggae, dance style,” kata Kaka soal kenapa mereka menerima ide itu. “Kami beri kebebasan kepada para DJ untuk mengaransemen lagu-lagu yang ada. Kalau soal apakah album ini akan diterima Slankers atau nggak, Slankers itu kolektor yang pasti akan membeli.”
Meski para DJ yang me-remix lagu-lagu itu sebagian besar datang dari wilayah Utara Jakarta, Amir mengatakan bahwa hasil remix mereka bisa diterima di klub di Selatan. Dan untuk mempromosikan album ini, Slank sudah manggung di klub di daerah kota setidaknya lima kali. “Gue mau masuk ke klub di selatan, pakai sandal doang ditolak,” kata Kaka seraya terkekeh merespon pertanyaan soal kenapa yang terlibat di album ini sebagian besar DJ dari Utara.
Album Slank Party Nonstop Disco DJ Remix tak hanya dikeluarkan dalam versi kaset dan CD, tapi juga versi DVD yang setiap kemasannya berisi bonus hio alias aromatherapy. Di kemasan CD tertulis: Tutup jendela, matikan lampu, putar volume paling keras, nyalakan hio, rasakan apa yang terjadi. “Inginnya sih, nggak cuma ada pengalaman audio dan visual, tapi juga ke penciuman,” kata Bimbim.
Denny Ahmad Ramdhani, Manajer Slank, mengatakan salah satu alasan dibuatnya album ini, supaya Slank bisa tampil di klub, mengingat mereka sempat susah mendapat izin untuk tampil di lapangan terbuka. “Kami mau memberi album ini ke semua DJ di Indonesia. Jadi sekarang gue kalau masuk klub bisa narsis. Ada lagu gue diputer di sana,” kata Bimbim.
(RS/RS)

slank bikin album

“Gua akan bawa album ini ke semua klub yang gua datengin, biar lagu ini bisa diputer di semua klub,” cetus Bimbim tentang album terbaru bandnya. Merilis album memang merupakan kebiasaan Slank setiap tahunnya, jika mereka telah menulis lagu dengan campuran dangdut atau reggae dan telah mengedarkan album di Amerika Serikat dan Jepang, kini gerombolan Potlot yang telah berdiri hampir 3 dekade itu memutuskan untuk berkolaborasi dengan para pelaku house music. Sebuah album bertitel Slank Party – Nonstop Disco DJ Remix merupakan hasil kepercayaan Slank terhadap para kolaboratornya: 9 DJ yang biasa bermain di klub malam kawasan Kota, Jakarta Pusat.
   Bertempat di Pit Stop, Hotel Sari Pan Pacific – sebuah diskotik yang telah berdiri sejak dekade 80an – Slank merilis album tersebut pada Rabu (22/6) kemarin didampingi oleh kesembilan disc jockey yang bertanggung jawab terhadap album ini. Menurut Deejay Lotus Dizco Mafia, ide album ini tercetus ketika dirinya diundang untuk main konser Ulang Tahun ke-25 Slank di Surabaya tahun 2008 lalu. Menurutnya, sebelum memberanikan diri mengirim materi remix Slank ke Potlot, ia dan 8 DJ lainnya sudah sering menyelipkan lagu-lagu Slank disela set list mereka ketika tampil.
   Selain menggelar konfrensi pers seputar perilisan album remix ini bersama 9 DJ yang tergabung dalam Independence3, Slank juga memutar video klip “Virus” versi remix yang dipilih menjadi single album ini. Meski dibalut suasana dunia gemerlap yang pekat, Slank tetap menawarkan caranya tersendiri bagi para slankers ketika menikmati album ini dengan cara memberi bonus hio dan cara pemakaiannya: “Tutup jendela, matikan lampu, nyalakan TV, nyalakan DVD, putar volume paling keras, nyalakan hio… Rasakan apa yang terjadi!!!” Kita tunggu saja apa reaksi para Slankers dan pendengar musik nasional atas album remix rilisan resmi Slank in

slank

Early years

Bimbim created Cikini Stone Complex in early 1980s. This band only performed Rolling Stones song and not from another band. Then, they broke up late 1983 because of boredom.[1]
Accompanied by his colleague Denny and Erwan, Bimbim made Red Devil. For the guitarist Bimbim brought Bongky. In December 1983 they changed their band name became Slank because they are looked selengean.[1]
Formed in Jakarta in 1983, Slank—the group's initial lineup was Kaka (vocals), Pay (guitars), Bongky Marcel (bass), Indra Qadarish (keyboards), and Bimbim (drums) -- would play their trade for a number of years before finally landing a deal and releasing their first album, Suit suit...hehehe, in 1990. From there, more albums, most of them commercially successful, followed, but Slank was plagued by a number of defections, some involving personal issues, others having to do with internal tensions based around creative decisions. The negativity was overcome, and over the next 20 years, Slank was able to increase their profile, touring the world and maintaining a high commercial value. In 2007, Slank released album number 20, Slow But Sure.[2]
Suit suit...hehehe (1991) was an enormous hit. Their subsequent success inspired the formation of other bands, such as Dewa.
Their first three albums, awarded by BASF Indonesia as The Best Selling Albums on BASF tapes and the fourth album Generasi Biru went multi-platinum, with several songs making in into Indonesia's top charts.
Slank became the first MTV Indonesia icon in 2005.[3]

[edit] Various Changes

Since its inception, Slank's band members have changed frequently. Reasons have ranged from drugs uses, woman, money and differences in musical styles. The most popular line up of the band has been Kaka (vocals), Bimbim (Drum), Abdee (Guitars), Ivanka (Basses), Ridho (Guitars). In 2007, Slank released the new album, "Slow But Sure"; the album's first single "Slalu Begitu" is currently receiving heavy rotation on Indonesian radio stations.
In 2008 Slank has been touring the U.S. and Europe. They have also played in various Asian countries, such as Thailand, the Philippines, Japan and South Korea.
Having more than fifteen albums sold and occasionally causing political controversy in Indonesia, Slank decided to travel to the USA to record their first English-speaking album, Anthem for the Broken-Hearted. Blues Saraceno is chosen to be their producer of this album. They record and mixed the album in only twenty-two days.[4]
If you want the world to see what you want to say, you better go to the highest mountain. And for music, the highest mountain now is in the U.S.A.”, says Abdee Negara [5]

[edit] Java Jazz Festival 2009

This is one of the big headlines. For the first time, the Indonesian phenomenon with millions of fans, Slank, rocked this year’s Java Jazz Festival 2009! Who could predicted that Slank would have their moment at the biggest jazz event in the world.
Their performance was meant to be a task from Peter F.Gontha to see how they deserved being in a jazz festival, the whole show that attends by thousands successfully transformed their songs into jazz. In the spirit of reaching greater jazz audience by combining genres, this show which featured Michael Paulo, Ron King and Tony Monaco was really a feels like a lifetime experience.